Resmi Terpilih di Kongres GMNI XXII Bandung, Bung Ungke: Risyad-Patra Layak Pimpin GMNI

Nasional356 Dilihat

datatimes.id, Manado – Kader Pelopor KTP (Kaderisasi Tingkat Pelopor) GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia), Christ Aldrin Lombo menyatakan dukungannya terhadap pasangan Risyad dan Patra yang terpilih sebagai pimpinan baru Dewan Pimpinan Pusat (DPP) GMNI dalam Kongres XXII Bandung.

Ia menilai, keduanya sebagai sosok yang paling tepat untuk memimpin, karena memiliki rekam jejak organisasi yang matang dan tanpa catatan cacat pendidikan.

“Risyad dan Patra adalah pasangan paling pas dan layak memimpin GMNI. Mereka punya integritas dan pengalaman organisasi yang kuat, serta menjadi contoh yang baik bagi kader GMNI, karena ini organisasi berbasis mahasiswa kaum intelek,” ujarnya kepada media ini, Kamis (31/7/2025).

Bung Ungke sapaan akrabnya mengungkapkan, bahwa keduanya terpilih secara sah melalui Kongres GMNI XXII, yang dilaksanakan di Gedung Merdeka Bandung, bukan melalui forum tandingan di luar kongres.

Menurutnya, keberhasilan keduanya memimpin nanti diharapkan bisa membawa GMNI menjadi organisasi yang semakin solid dan memantapkan pelaksanaan ‘Trimantap GMNI’ yang digagas Ketum Imanuel Cahyadi (red,mantap organisasi, mantap kaderisasi, dan mantap ideologi).

Dia juga menyampaikan keyakinannya, bahwa kepemimpinan Risyad-Patra akan mampu menyatukan GMNI yang sempat terpecah akibat ambisi segelintir pihak yang tidak mengikuti proses kongres secara sah.

“Perpecahan ini tidak bisa dipungkiri, tapi yang tidak murni akan terbakar hangus dan debunya akan melebur menjadi satu,” sebut Bung Ungke.

Koalisi Celebes (Gabungan DPD dan DPC se-Pulau Sulawesi).

Dirinya pun mengajak seluruh kader pelopor yang memiliki perbedaan pandangan pasca kongres untuk duduk bersama, membahas masa depan GMNI, dan menjadi pelopor gerakan kemajuan organisasi ke depan.

Lebih lanjut, ia pula menyayangkan dinamika yang sempat terjadi selama Kongres XXII Bandung, termasuk persoalan izin tempat yang sempat tertunda beberapa hari. Diungkapkannya, di tengah upaya BPK melobi dan mengamankan lokasi pelaksanaan kongres, muncul oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab dan memaksakan penyelenggaraan kongres sepihak di luar arena resmi.

“Ini bentuk penghinaan terhadap forum tertinggi organisasi,” pungkas Bung Ungke.

Penulis: Anugrah Pandey