‘Bahtera Nuh’ Bukit Moria Touure: Remaja GMIM Berlayar Bersama Kristus di Tengah Badai Zaman

Minahasa848 Dilihat

datatimes.id, Minahasa – Suasana meriah dan penuh semangat mewarnai Bumi Perkemahan Sea Raya, Minahasa, lokasi berlangsungnya Perkemahan Kreatif Remaja Sinode GMIM (PKRS) Tahun 2024. Kegiatan yang digelar sejak 30 Juni hingga 4 Juli ini menjadi momentum strategis pembinaan karakter dan iman remaja GMIM dari berbagai jemaat di seluruh penjuru sinode.

Selain kegiatan rohani, edukatif, dan pembinaan kebersamaan, salah satu momen paling dinanti dalam perkemahan ini adalah Lomba Tenda Kreatif. Kompetisi ini menampilkan kekompakan, inovasi, dan kekuatan pesan iman dari setiap jemaat peserta. Lomba terbagi ke dalam dua kategori: Seri A dan Seri B, dan menjadi ajang unjuk kreativitas yang telah dipersiapkan jauh-jauh hari.

Dari kategori Seri A, salah satu tenda yang paling menyita perhatian adalah milik Jemaat GMIM Bukit Moria Touure, Wilayah Tumompaso Dua, yang mengusung tema ‘Bahtera Nuh.’

Dengan mengusung semangat ‘Remaja GMIM Berlayar Bersama Kristus’, tenda ini menampilkan visualisasi kuat bahwa Kristus adalah Nahkoda yang memimpin umat-Nya melewati gelombang zaman menuju pelabuhan kekal. Ornamen berbentuk gelombang laut, simbol pelayaran, dan ruang interaktif dirancang dengan apik untuk memperkuat pesan tersebut, menjadikannya bukan sekadar tenda, tetapi karya seni rohani yang hidup dan menyentuh.

Ketua KPRJ Bukit Moria Touure Pnt. Mario Pandey menyampaikan, bahwa karya ini merupakan refleksi iman sekaligus bentuk pelayanan kreatif dari para remaja.

“Apa yang ditampilkan oleh remaja kami bukan hanya hasil kerja keras teknis, tetapi juga refleksi mendalam tentang gereja sebagai bahtera keselamatan. Bahtera ini bukan sekadar tenda, tetapi cerminan iman yang hidup, dan semangat remaja GMIM yang terus bertumbuh di tengah arus zaman,” ujarnya.

Ia juga mengungkapkan pentingnya ruang seperti PKRS dalam pembinaan generasi muda GMIM.

“Sebagai gereja, tugas kita bukan hanya membina iman di mimbar, tetapi juga memberi ruang di lapangan, seperti di PKRS ini. Di sinilah karakter, kebersamaan dan talenta dipupuk. Kami bersyukur bisa menyaksikan langsung buah dari proses tersebut,” ucap Pandey.

Kesan positif juga datang dari para pengunjung. Salah satunya, Yehezkiel Wowor mengungkapkan kekagumannya setelah mengunjungi tenda tersebut.

“Saya sudah mengunjungi banyak tenda, tapi tenda Bukit Moria Touure sangat berkesan. Dari luar hingga ke dalam, semuanya dirancang dengan konsep yang kuat. Tidak hanya indah secara visual, tapi juga menyampaikan pesan rohani yang mendalam. Ini bukan sekadar dekorasi. Ini adalah kesaksian iman yang kreatif dan menyentuh,” terangnya.

Berdasarkan buku tamu, lebih dari 2.000 pengunjung telah mendatangi tenda Bahtera ini hanya dalam dua hari pertama. Banyak di antaranya menyebut tenda ini sebagai salah satu favorit juara, berkat kekuatan pesan, desain dan interaktivitas yang dihadirkan.

Jemaat Bukit Moria Touure sendiri bukan pendatang baru dalam ajang PKRS. Tahun lalu, pada PKRS di Watudambo, mereka meraih peringkat ke-4 terbaik Seri A se-Sinode. Kini dengan semangat yang terus diperbaharui, mereka kembali hadir membawa karya pelayanan yang kuat, kreatif dan menyentuh hati banyak orang.

Di tengah gelombang zaman yang makin bergelora, Bahtera Kristus tetap kokoh berlayar, dan para remaja GMIM siap menjadi awak yang setia di dalamnya.

Penulis: Anugrah Pandey

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *