Soroti Anomali Ketum Hasil ‘Sidang Trotoar’, Sasikome: Kongres GMNI XXII Lahirkan Risyad-Patra

Nasional241 Dilihat

datatimes.id, Bandung — Mantan Ketua DPC Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kota Manado periode 2020–2024, Vandy M. Sasikome mengungkapkan, bahwa Kongres GMNI XXII di Kota Bandung cukup menguji mental daya juang seluruh kader GMNI se-Indonesia. Berlangsung selama 16 hari, menjadikan kongres tersebut sebagai kongres terlama dalam sejarah organisasi.

Diterangkannya, bahwa kongres merupakan forum tertinggi organisasi yang diatur dalam AD/ART, termasuk mekanisme sidang, tempat dan lainnya. Ia pun menyayangkan, momentum yang sakral ini dicederai oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

“Ada pihak yang tidak bertanggung jawab memaksakan sidang di luar arena resmi, tepatnya di trotoar jalan dan mengklaim telah memilih ketua umum (ketum) dan sekretaris jenderal (sekjend), yang tentu hal tersebut jelas menyalahi dan mencederai AD/ART organisasi,” ujarnya.

Ia membeberkan, pihak yang tidak bertanggung jawab itu mengambil celah di tengah upaya Badan Pekerja Kongres (BPK) melobi dan mengamankan lokasi pelaksanaan kongres yang sempat tidak bisa dipakai, dan BPK sebelumnya telah memberikan penjelasan terkait penggunaan Gedung Merdeka.

Sasikome juga menanggapi informasi yang beredar, bahwa oknum ketum yang terpilih melalui ‘sidang trotoar’ itu merupakan sosok yang telah dikeluarkan dari kampus alias DO (drop out). “Nah ini kan menjadi anomali. Bagaimana mau memperjuangkan kaum marhaen, sedangkan diri sendiri saja tidak bisa diperjuangkan,” bebernya.

Dia pula menegaskan, bahwa Kongres GMNI XXII yang sah adalah yang dibuka dan ditutup secara resmi di Gedung Merdeka Bandung, hingga pada Kamis (30/7/2025), Bung Risyad Fahlefi dan Bung Patra Dewa terpilih secara aklamasi sebagai ketum dan sekjend DPP GMNI periode 2025-2028, sesuai mekanisme organisasi.

Melihat rekam jejak dan pengalaman organisasi keduanya, Sasikome menilai bahwa Risyad-Patra adalah sosok yang sangat layak memimpin GMNI. “Mereka siap melanjutkan perjuangan memenangkan kaum marhaen dengan berlandaskan Trisakti Bung Karno,” ucapnya disertai pekikan Merdeka.

Penulis: Anugrah Pandey